KBA Talang Babungo dan kisahnya yang Kian Mewangi



KBA Tabek Talang Babungo awalnya adalah sebuah desa yang sepi dan tidak memiliki daya tarik. Ditambah lagi lokasinya yang jauh dari kota dengan jalan yang sempit dan buruk. Perekonomian warga pun stagnan, tidak ada peningkatan, walaupun panen melimpah namun harga jual tidak mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat. Kondisi seperti ini bahkan sudah berlangsung puluhan tahun, seakan-akan masyarakat sudah pasarah menerima takdir bahwa kehidupan yang mereka jalani tak akan bisa berubah. Sepertinya, predikat desa tertinggal memang layak disematkan ke desa yang sebenarnya memiliki banyak potensi ini.
Beruntung seorang pemuda desa bernama Kasri mendapat informasi bahwa PT ASTRA International Tbk membuat program Kampung Berseri Astra. Maka Kasri mengajak pemuda desa lainnya mencoba untuk bangkit dan menaruh harapan besar pada kegiatan program ASTRA ini.

Bersama dengan pemuda lainnya maka disusunlah sebuah proposal dimana harapan demi harapan dilampirkan diiringi dengan doa penuh asa untuk kemajuan desa. Dan akhirnya tepat di akhir tahun 2015 Desa Tabek, Talang Bebungo Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat resmi menjadi kampung berseri ASTRA pertama di Sumatera Barat.

Satu harapan telah tertaut, di awal tahun berikutnya Desa Tabek Talang Babungo mulai berbenah. 4 pilar kampung berseri ASTRA secara perlahan diterapkan. 4 pilar tersebut adalah pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

Tak bisa dipungkiri, faktor ekonomi dapat mendorong ketiga faktor lainnya untuk maju. Oleh karena itu di awal perjalanannya menjadi Kampung Berseri ASTRA, sektor ekonomilah yang dibenahi terlebih dahulu.

Satu demi satu sektor usaha dibangun seperti pabrik tebu, pabrik gula semut dan homestay. Pbrik tebu dibangun di desa ini karena kurang lebih 600 hektar lahan tebu terbentang luas. Jika sebelumnya masyarakat tidak mengurus kebun tebu mereka dengan membiarkannya tumbuh dengan sendirinya bahkan dibiarkan pula sampai menua. Maka semenjak adanya pabrik tebu, masyarakat dengan kemauan sendiri mengolah kebun tebu mereka dengan baik dan menyetorkannya ke pabrik.

Selain tanaman tebu, tanaman lain yang banyak di temui di desa Tabek Talang Babungo ini adalah tanaman aren. Seperti kita tahu, tanaman aren ini menghasilkan nira yang dapat diolah menjadi gula semut. Dari kurang lebih 20 liter air nira dapat diolah menjadi 15 kg gula aren.
Proses pengolahan nira menjadi gula aren ini cukup memakan waktu, tak kurang dua hari pengolahan baru bisa mendapatkan gula semut.

Karena adanya potensi inilah maka dibangun pabrik gula semut di desa Tabek Talang Babungo. Setiap harinya petani bisa memanen hingga 15 liter air nira, dimana setiap liternya dibeli oleh pabrik seharga Rp 30.000. Tentu saja hal ini membuat bapak-bapak warga masyarakat desa Tabek Talang Bebungo semakin bersemangat untuk memanen air nira.

Di sisi pariwisata mulailah dibangun homestay dengan konsep desa. Beberapa rumah penduduk di renovasi untuk dijadikan homestay. Kini sudah lebih dari 45 kamar tersedia. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan homestay di desa Tabek Talang Bebungo ini semakin dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan hingga didatangi oleh wisatawan dari luar negri.

Wisata di desa Tabek Talang Bebungo selain menikmati suasana homestay yang berkonsep desa, wisatawan juga dapat melakukan banyak kegiatan lainnya seperti berenang di suangai yang airnya sejuk, atau menikmati manisnya tebu yang langsung di panen dari kebun atau mengunjungi air terjun Talang Babungo.

Masyarakat yang merasakan perubahan ke arah yang lebih baik pun ikut berbenah diri. Kalau dahulu tidak memperhatikan lingkungan kini semakin menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan. Sudut-sudut desa pun ditata dan bunga ditanam di sepanjang jalan. Kegiatan ini membuat desa Tabek Talang Bebungo semakin terlihat indah. Program seribu bunga telah mengubah desa Tabek Talang Babungo menjadi jauh lebih indah. 

Pengelolaan sampah pun menjadi perhatian, budidaya maggot kini sudah menjadi bagian dari menjaga lingkungan. Maggot dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk.




Sektor pendidikan pun turut berbenah. Program unggulan yang dijalankan oleh ASTRA seperti pemberian beasiswa dan bantuan berupa bantuan alat tulis dan juga dibangunnya rumah pintar.

Sebagai salah satu pilar utama kampung berseri ASTRA, sektor kesehatan pun turut berperan dalam membangun desa Tabek Talang Babungo. Program pembinaan Posyandu turut membantu menjaga kesehatan balita. Serta program air bersih yang dapat meringankan warga akan kebutuhan air bersih.

Dari sektor wirausaha turut mengambil bagian, berbagai pelatihan pun dei gelar. Salah satunya pembuatan batik ecoprint yang memberdayakan para ibu-ibu.

Desa Tabek Talang Babungo yang dulunya ulat buruk rupa kini telah menjadi kupu-kupu yang cantik. Letaknya masih jauh dari kota, tapi jarak tempuhnya tak sepanjang dulu. Jika dulu butuh waktu 2,5 jam untuk sampai, kini hanya butuh 20 menit saja karena jalanan telah dibangun dengan baik.




Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat tidak membuat terlena begitu saja. Masyarakat terus bersemangat untuk memajukan diri, hingga akhirnya desa Tabek Talnag Babungo dinobatkan menjadi desa bersih melalui Program Kampung Iklim. Dan tak hanya itu saja, desa Tabek Talang Bebungo mampu menembus 5 besar Proklim Berkelanjutan setelah menyisihkan 9 finalis dari seratus lebih kba proklim yang di bina oleh ASTRA.

Pencapaian ini juga tak mudah, karena untuk bisa menjadi kba proklim berkelanjutan harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu memiliki seperti electric vehicle, renewable energi dan digitalization.

Electric Vehicle atau kendaraan listrik merupakan salah satu alternatif kendaraan yang sejalan dengan pengelolaan energi berkelanjutan. Dengan mengghunakan kendaraan listrik yang minim polusi sangat sejalan dengan konsep desa wisata yang di usung oleh Desa Tabek Talang Babungo.

Renewable enrgy juga telah diterapkan di kba Tabek Talang Babungo ini, diantaranya dengfan mendorong masyarakat untuk membangun sumber listriknya sendiri menggunakan limbah industri, kotoran hewan ternak dan sisa makanan yang di ubah menjadi biogas sebagai pengganti elpiji.

Masyarakat pun sudah dikenalkan dengan panel surya untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap listrik konvensional. 
Digitalisasi pun sudah diterapkan di desa Tabek Talang Babungo yaitu dengan pembuatan website yang digunakan untuk akselerasi administrasi dan ekonomi warga. Website ini dapat memberikan informasi kepada warga secara akurat dan update. Masyarakat pun dapat memberikan timbal balik dengan tepat dan transparan.

Itulah sedikit cerita tentang KBA Tabek Talang Babungo. Sebuah perjuangan yang menginspirasi, dari desa yang tertinggal menjadi desa berprestasi di kancah nasional hasil dari perjuangan para pemuda desa di bawah pimpinan Bapak Kasri.

Komentar

Postingan Populer